Hakikat Kehidupan Dunia #3

HAKIKAT KEHIDUPAN DUNIA #3

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al-Hadid: 20)
▬▬▬▬

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):

Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata:

Keadaan di akhirat hanya ada dalam dua kemungkinan:

Pertama, siksa yang pedih dalam api neraka Jahannam, dalam belenggu, rantai-rantai dan kedahsyatan Jahannam, ini diperuntukan bagi orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan dan cita-citanya, sehingga keadaan itu menyeret dia untuk bermaksiat kepada Allah, mendustakan ayat-ayat-Nya dan kufur kepada nikmat-nikmat-Nya.

Kedua, atau ampunan dari Allah, dibebaskan dari hukuman dan mendapatkan keridhaan-Nya, itu diberikan bagi orang yang akan mendapatkan surga, yakni bagi orang yang mengenal dunia dan berusaha untuk mendapatkan akhirat.

Ini semua diantara perkara yang mendorong kita untuk zuhud terhadap dunia dan cinta akan akhirat, karena itulah setelahnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman “Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”, yaitu sesuatu yang dinikmati, diambil manfaatnya, juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Tidak akan tertipu dan puas dengannya kecuali orang-orang yang akalnya lemah, yakni orang yang dijadikan terpedaya dengannya terhadap (mentaati) Allah subhanahu wa ta’ala.” (Tafsir as-Sa’di, hal. 901-902)

Faidah dari Al-Ustadz,
🔳 BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah