MENAMPAKKAN MAZHAB SALAF DAN MENJELASKAN SIKAP MEREKA TERHADAP AHLI BID’AH
Oleh: Syaikh DR. Abdussalam bin Salim as-Suhaimi
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada Sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban dan yang lainnya, ini adalah hadits shahih)
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ketika menerangkan siapa Al-Firqah An-Najiyah, lantas beliau ditanya, “siapa Al-Firqah An-Najiyah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yang mengikuti apa yang aku anut dan juga para sahabatku.”
Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata:
“Barang siapa yang ingin mengamalkan sunnah, maka hendaklah mengamalkan sunnah para pendahulu yang telah wafat, mereka adalah para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang merupakan sebaik-baik umat, umat yang paling baik hatinya, paling mendalam ilmunya, paling pantang mengada-ada, mereka adalah kaum pilihan Allah untuk menjadi sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan untuk mengajarkan agama beliau, maka tirulah akhlak dan sunnah mereka, karena para sahabat berada di atas petunjuk yang lurus.” (Syarhus Sunnah, Al-Baghawi (1/214))
Imam Ahmad rahimahullaah berkata:
“Pokok Sunnah (Pokok Akidah, Manhaj) menurut kami adalah: berpegang teguh dengan apa yang dianut oleh para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, meneladani mereka dan meninggalkan bid’ah (dalam perkara agama).” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah, Al-Lalaka-i (1/157))
Para imam sunnah dan para ulama dari generasi ke generasi senantiasa menyeru umat agar mengikuti As-Salaf Ash-Shalih, meneladani mereka, menempuh jalan mereka.
Dan Ahlussunnah senantiasa menjadikan apa yang terkandung dalam Al-Quran dan apa yang shahih dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai dalil atas agama dan akidah mereka, jika tidak menemukan pada keduanya, maka berdalil dengan apa yang shahih dari As-Salaf Ash-Shalih dari kalangan para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in yang sudah dikenal sebagai imam Ahlussunnah.
Ibnu Katsir berkata, ketika menafsirkan firman Allah:
ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ
“lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy”. (Al-A’raf [7]:54)
“Dalam masalah ini, terdapat banyak pendapat, namun saat ini bukanlah saat yang tepat untuk memaparkannya. Hanya saja yang kita pegang mengenai perkara ini adalah mazhab As-Salaf Ash-Shalih: Malik, Al-Auza’i, Ats-Tsauri, Al-Laits bin Sa’d, Asy-Syafi’i, Ahmad bin Hambal dan Ishaq.”(Tafsir Ibnu Katsir (2/422))
Imam Ibnu Abi Al-‘Iz Al-Hanafi (yang men-syarh kitab Ath-Thahawiyyah) berkata:
“Saya ingin menerangkannya dengan mengikuti penjelasan para Salaf, meniru cara mereka seraya berharap masuk golongan mereka, semoga saya tergabung ke dalam jemaah mereka dan terhitung salah satu dari mereka”. (Syarh Al-‘Aqiidah Ath-Thahaawiyyah (hal. 74))
Imam Adz-Dzahabi berkata di dalam kitabnya yang penting (Al-‘Uluw Lil’ Aliyyil Ghaffaar):
“Wahai Abdullah, jika engkau ingin bersikap secara patut (adil, benar); maka berhentilah pada nash (teks) Al-Quran dan As-Sunnah, kemudian lihatlah apa yang dikatakan oleh para Sahabat, Tabi’in dan para imam ahli tafsir tentang ayat-ayat itu, dan apa yang mereka riwayatkan dari mazhab-mazhab salaf. Sehingga engkau berbicara dengan ilmu, atau diam karena kehati-hatian. (halaman 16, lihat kitab yang pernah disebutkan: Wasathiyyah Ahlis Sunnah Bainal Firaq, karya Doktor yang terhormat, Muhammad Ba Kariim Muhammad Ba Abdullah (hal. 102-105).
Ahlussunnah benar-benar perlu menjelaskan, guna menonjolkan mazhab As-Salaf Ash-Shalih yang tidak diragukan oleh seorang pun, bahwa Salaf adalah Ahlussunnah termasyhur, Ahlussunnah perlu menonjolkan mazhab Salaf tatkala zaman ahli bid’ah dan ahli perselisihan telah nampak; tatkala muncul kelompok-kelompok dan golongan-golongan yang menyimpang, dan mereka merasa dirinya berada di atas kebenaran, merasa dirinya adalah Al-Firqah An-Najiyah.
Kelompok-kelompok itu berdalil dengan Al-Quran dan As-Sunnah untuk mendukung ucapan dan mazhab mereka, menggiring dalil-dalil itu kepada pemikirannya, memalingkan dari makna sebenarnya, lantas mereka mengeklaim sebagai pengikut Al-Quran dan As-Sunnah yang bisa saja mengecoh orang-orang awam.
Oleh karena itu, maka masyarakat butuh kepada penjelasan mazhab Salaf. Maka dari itu, para ulama dari Imam-imam Ahlussunnah semangat mengutarakan bahwa yang mereka sebutkan, yang diucapkan dari masalah-masalah akidah adalah pendapat para pendahulu mereka dari Imam-imam Salaf, yaitu para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in; supaya diketahui bahwa apa yang menyelisihi itu bukanlah ucapan Salaf, bukan pula petunjuk mereka, akan tetapi ucapan ahli bid’ah dan ahli perselisihan. (lihat Wasathiyyah Ahlissunnah Baina Al-Firaq (hal. 105, 106) dengan sedikit perubahan)
Diterjemahkan oleh Ustadz Hafizh Abdul Rohman, Lc dari kitab :
Kun Salafiyyan ‘Alal Jaaddah, ‘Abdussalaam bin Saalim bin Rajaa As-Suhaimi, Ad-Daarul Atsariyyah, 2012 M