YAKIN ADALAH SIFAT ORANG YANG BERUNTUNG

Yakin bagi keimanan itu ibarat ruh bagi jasad. Maka ruhnya keimanan adalah keyakinan, itulah yang menjadi sebab perbedaan derajat orang-orang baik dan orang-orang yang betul mengenal Allah.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِٱلْءَاخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat, mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Baqarah: 4-5)
▬▬▬

Orang yang betul-betul ada di atas petunjuk Allah adalah orang-orang yang memiliki keyakinan, orang yang betul-betul beruntung hanyalah orang-orang yang di dalam dirinya ada keyakinan.

Sebaliknya, Allah menggambarkan tentang orang-orang kafir yang di antara sifat mereka adalah sebagaimana yang Allah firmankan,

وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعْدَ ٱللَّهِ حَقٌّ وَٱلسَّاعَةُ لَا رَيْبَ فِيهَا قُلْتُم مَّا نَدْرِى مَا ٱلسَّاعَةُ إِن نَّظُنُّ إِلَّا ظَنًّا وَمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِينَ

“Dan apabila dikatakan (kepadamu): “Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya”, niscaya kamu menjawab: “Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)”. (QS. Al-Jatsiyah: 32)

Allah menyifati orang-orang kafir bahwasanya mereka tidak termasuk orang-orang yang memiliki keyakinan terhadap janji-janji Allah subhanahu wa ta’ala.

Faidah dari Al-Ustadz,
BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah