Bersihkanlah Hatimu Wahai Penuntut Ilmu

Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan tazkiyatun nufus (penyucian jiwa) yang akan membawanya pada ketaatan dan menjauhkan dirinya dari perbuatan maksiat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10)
▬▬▬

Imam Ibnu Jama’ah mengatakan:

“Seorang penuntut ilmu membersihkan hatinya dari segala sifat kotor, dengki, hasad, iri serta keyakinan dan perangai yang buruk agar hatinya menjadi baik dalam menerima dan menghapalkan ilmu, menelaah makna-maknanya yang dalam dan hakikat-hakikatnya yang masih samar.” (Tadzkiratu as-Sami’ wa al-Mutakallim, hal. 67)

Jadi seorang penuntut ilmu hendaknya ia membersihkan jiwanya, apalagi syaithan tahu tentunya bahwa seorang penuntut ilmu adalah calon para ulama, dan para ulama adalah pewaris para Nabi. Oleh karena itu syaithan senantiasa menghembuskan (mendorong) para penuntut ilmu untuk melakukan hal-hal yang kotor, hal-hal yang bisa merusak hati dan jiwanya. Misalnya Iri atau dengki di antara sesama mereka.

Faidah dari Al-Ustadz,
🔳 BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah