Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّ من أشراطِ الساعةِ أنْ يُلتمسَ العلمُ عند الأصاغرِ
“Sungguh, diantara tanda-tanda kiamat adalah ilmu diambil dari Al-Ashagir”. (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Al-Kabir, Ibnul Mubarak dalam Az-Zuhd, dan dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah)
▬▬▬▬
Diantara penghambat seseorang dalam belajar agama adalah dia mengambil ilmu kepada Al-Ashagir. Apa itu Al-Ashagir? Jika dilihat secara lafazh maka maknanya adalah orang yang usianya masih muda, dan sebagian ulama memaknainya demikian, yakni mengambil ilmu dari anak muda sementara yang tua masih ada. Para ulama juga ada yang memaknai kata Al-Ashagir dengan ahli bid’ah.
Syaikh Abdus salam bin Barjas dalam kitabnya Awaiqut Thalab mengatakan:
وعلى كل فإن لفضة “الصغير” عامة تتناول الصغير حسا ومعنى
“Yang jelas lafazh “ash-Shagir” adalah kata umum, yang mencakup ash-Shagir secara hissi (anak muda) juga ma’na (ahli bid’ah)”.
Selanjutnya jika kita ambil makna yang pertama, yakni anak muda maka tentunya tidak bersifat mutlak, karena berapa banyak pula anak muda di kalangan shahabat dan tabiin yang diambil ilmu dari mereka, hanya saja hal itu sangat jarang terjadi dari orang-orang setelah mereka.
Adapun Al-Ashagir dalam arti yang kedua, itu sangat jelas, karena itulah Imam Ibnul Mubarak mengatakan:
الأصاغِرُ مِن أهلِ البِدَعِ
“Yang dimaksud dengan al-Ashagir adalah ahli bid’ah”. (Syarah ‘Aqidah Ahlus Sunnah li Al-Laalikaai’, 1/95)
Faidah dari Al-Ustadz,
🔳 BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah