Kaidah keenam: Istiqamah Tidak Akan Terwujud Kecuali Lillah (Karena Allah), Dan Billah (Dengan Pertolongan Allah), Serta ‘Ala ‘Amrillah (Di Atas Perintah Allah)

KAIDAH KEENAM: ISTIQAMAH TIDAK AKAN TERWUJUD KECUALI LILLAH (KARENA ALLAH), DAN BILLAH (DENGAN PERTOLONGAN ALLAH), SERTA ‘ALA ‘AMRILLAH (DI ATAS PERINTAH ALLAH)

Oleh: Syaikh ‘Abdurrazzaaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr

1. Lillah, yaitu ikhlash.

Maknanya yaitu seorang hamba harus istiqamah dan harus senantiasa berusaha agar berada di atas jalan yang lurus, betul-betul mengikhlashkan di dalam hatinya tentang keistiqamahan ini karena Allah ‘azza wa jalla, mengharapkan pahala dan keridhoannya.

Allah berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ … (5)

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus …” (QS. Albayyinah [98]: 5)

2. Billah, yaitu meminta pertolongan kepada Allah agar dapat merealisasikan dan melaksanakannya serta diteguhkannya jiwa di atas istiqamah tersebut.

Allah berfirman:

 فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ (123)…

“… maka beribadahlah kepada-Nya, dan bertawakkallah kepada-Nya.” (QS. Hud [11]: 123)

Juga dalam ayat lainnya:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5)

“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Alfatihah [1]: 5)  

Dan dalam hadits yang shahih:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّه

“Bersungguh-sungguhlah terhadap apa yang berguna bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR Muslim 2664 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

3. Ala ‘Amrillah (di atas perintah Allah), yaitu hendaknya berjalan di dalam istiqamah di atas metode dan jalan yang lurus, sebagaimana firman Allah:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ… (112

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu …” (QS. Hud [11]: 112)

Telah disebutkan sebelumnya sejumlah atsar dari para salaf –semoga Allah merahmati mereka semua- berkenaan dengan makna ini, seperti perkataan Ibnu ‘Abbas saat menafsirkan firman Allah:

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ… (112)

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu …” (QS. Hud [11]: 112)

Beliau mengatakan:

أَيْ اِسْتَقَامُوْا فِي أَدَاءِ الْفَرَائِضِ

“Yaitu mereka istiqamah dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban.”

Al-Hasan Al-Bashri mengatakan:

اِسْتَقَامُوْا عَلَى أَمْرِ اللهِ فَعَمِلُوْا بِطَاعَتِهِ وَاجْتَنَبُوْا مَعْصِيَّتَهُ

“Mereka istiqamah di atas perintah Allah, mereka pun beramal dengan cara menaati-Nya dan menjauhkan diri untuk tidak bermaksiat kepada-Nya.”

Yang dimaksud dengan Amrullah (perintah Allah) di sini adalah syari’atnya, yang ia mengutus Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam dengan syari’atnya ini.

Bersambung in syaa Allah…

Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Ainun Wahidin, Lc. dari kitab:
‘Asyru Qawaa’id Fil Istiqaamah, Syaikh ‘Abdurrazzaaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr

Satu tanggapan untuk “Kaidah keenam: Istiqamah Tidak Akan Terwujud Kecuali Lillah (Karena Allah), Dan Billah (Dengan Pertolongan Allah), Serta ‘Ala ‘Amrillah (Di Atas Perintah Allah)

Komentar ditutup.