Mewaspadai Banyaknya Ruwaibidhah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ ” قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: ” السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan sedangkan orang yang jujur malah didustakan, pengkhianat dipercaya sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai pengkhianat. Pada saat itu Ruwaibidhah berbicara.” Sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?”. Beliau menjawab, “Orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas”. (Shahih, HR. Ibnu Majah)
▬▬▬▬

Berapa banyak orang-orang yang bodoh berbicara tentang urusan masyaratat umum? Dan urusan masyarakat umum yang paling penting adalah masalah agama mereka. Maka kita wajib berhati-hati dari ruwaibidhah, jangan sampai kita mengambil ilmu darinya.

Imam Ibnu Sirin rahimahullah berkata:

إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ

“Sungguh ilmu agama ini adalah agama, maka perhatikan dari siapa kalian mengambil agama kalian”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, no. 26)

Faidah dari Al-Ustadz,
🔳 BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah