Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Allah akan pahamkan di dalam masalah agama.” (HR. Bukhari, no. 71)
▬▬▬
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits di atas, beliau berkata:
فِيهِ فَضِيلَةُ الْعِلْمِ وَالتَّفَقُّهِ فِي الدِّينِ وَالْحَثِّ عَلَيْهِ وَسَبَبُهُ أَنَّهُ قَائِدٌ إِلَى تَقْوَى اللَّهُ تَعَالَى
“Pada dalam hadits ini terdapat keutamaan ilmu, mendalami agama dan motivasi untuk mempelajarinya, hal itu karena ilmu agama akan menuntunnya untuk bertaqwa kepada Allah ta’ala.” (Syarhun Nawawi ‘ala Muslim, 7/128)
Imam ibnu Hajar Al-Asqalani juga menjelaskan hadits di atas:
وَمَفْهُومُ الْحَدِيثِ أَنَّ مَنْ لَمْ يَتَفَقَّهْ فِي الدِّينِ أَيْ يَتَعَلَّمْ قَوَاعِدَ الْإِسْلَامِ وَمَا يَتَّصِلُ بِهَا مِنَ الْفُرُوعِ فَقَدْ حُرِمَ الْخَيْرَ
“Dan makna kebalikan dari hadits tersebut, bahwa barang siapa yang tidak memahami urusan agama, yakni tidak mempelajari pondasi-pondasi islam dan cabang-cabang yang berkaitan dengannya, maka dia telah terhalang dari kebaikan.” (Fathul Baari libni Hajar, 1/165)
Faidah dari Al-Ustadz,
🔳 BENI SARBENI, Lc, M.Pd.
Hafidzhahullah