PUASA SARANA MENUJU TAKWA

Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.[1]

Ibadah puasa memiliki banyak faidah bagi seorang Mukmin, diantara faidah terbesar menjalankan ibadah puasa adalah sarana untuk meraih ketakwaan. Lalu bagaimana seorang Mukmin meraih takwa di dalam ibadah puasa?

Tafsir ayat di atas:

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di  rahimahullah  berkata: “Allah ta’ala menyebutkan dalam ayat di atas mengenai hikmah disyari’atkannya puasa, yaitu bahwasannya puasa merupakan salah satu sebab paling utama untuk meraih ketakwaan, karena di dalamnya terkandung penunaian perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 

Selain itu, kandungan takwa yang terdapat di dalam ibadah ini adalah: seorang yang berpuasa meninggalkan sesuatu yang diharamkan oleh Allah kepadanya, yaitu makan, minum, jima’ (bersetubuh), dan lain sebagainya yang hawa nafsunya cenderung kepadanya, dia melakukan hal itu demi mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan pahala dari-Nya tatkala meninggalkan itu semua, maka ini adalah termasuk bentuk ketakwaan.

 

Selain itu, kandungan takwa yang terdapat di dalam ibadah ini adalah seorang yang berpuasa melatih dirinya untuk merasa senantiasa diawasi oleh Allah ta’ala , sehingga dia akan meninggalkan apa yang diinginkan oleh hawa nafsunya walaupun sebenarnya dia mampu untuk melakukannya, karena dia mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang dilakukannya.

 

Selain itu, dengan puasa akan menyempitkan jalan-jalan setan, karena sesungguhnya setan itu mengalir dalam tubuh manusia melalui peredaran darah, dengan puasa niscaya akan melemah kekuatannya dan berkurang kemaksiatan yang mungkin terjadi.

 

Kemudian, orang yang berpuasa biasanya lebih banyak berbuat ketaatan, sedangkan ketaatan merupakan bagian dari ketakwaan. Selain itu, orang yang kaya apabila merasakan susahnya rasa lapar, niscaya hal itu akan membuatnya peduli dan memiliki empati dengan orang-orang miskin yang sengsara, dan inipun termasuk bagian dari ketakwaan”.[2]

Kiat-Kiat Meraih Takwa Di Dalam Ibadah Puasa:

Berdasarkan penjelasan Syaikh As-Sa’di rahimahullah terhadap ayat di atas, maka seorang Mukmin dapat meraih takwa di dalam ibadah puasanya dengan kiat-kiat berikut ini:

 

  1. Mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, dan meninggalkan apa yang Dia larang. Dan ini adalah makna dari takwa.[3]
  2. Meninggalkan makan, minum, jima’ (bersetubuh), dan seluruh pembatal puasa, dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat beribadah kepada Allah. Dan ini adalah makna dari puasa.[4]
  3. Melatih diri untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah dalam setiap keadaan, karena Allah selalu mengawasi para hamba-Nya.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Sesungguhnya Allah selalu Menjaga dan Mengawasi kamu sekalian”.[5]

 

  1. Menjauhi kemaksiatan untuk mempersempit jalan-jalan setan di dalam tubuh.
  2. Memperbanyak ketaatan kepada Allah dengan mengerjakan amalan-amalan kebaikan yang dianjurkan di dalam ibadah puasa.
  3. Peduli dan memiliki rasa empati terhadap orang-orang miskin dengan memperhatikan keadaan mereka dan memberi bantuan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

 

Demikian kesimpulan yang dapat menjadikan seorang Mukmin meraih takwa di dalam ibadah puasa, dan menjadikannya hamba yang mulia di sisi Rabb-nya. Semoga Allah memberikan kemudahan dan taufik untuk mengamalkannya.

[1] QS. Al-Baqarah [2]:183

[2] Taysiir Al-Karimir Rahman fii Tafsiiri Kalaamil Mannaan hal. 70-71, cet. Daar Ibnu Hazm

[3] Majmu’ Al-Fataawa, Ibnu Taimiyyah (3/120)

[4] Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Utsaimin (5/259)

[5] QS. An-Nisa [4]: 1