PENGERTIAN SUNNAH
Oleh: Syaikh DR. Abdussalam bin Salim as-Suhaimi
Sebagaimana telah diketahui bahwa di antara nama lain dari Ahlussunnah wal Jamaa’ah adalah As-Salafiyyuun; namun alangkah baiknya jika kami perkenalkan terlebih dahulu makna sunnah secara bahasa dan istilah, kemudian setelah itu kami beranjak untuk memperkenalkan nama-nama Ahlussunnah wal Jamaa’ah dan menjelaskan sebab penamaan-penamaan itu.
Definisi Sunnah secara bahasa:
Sunnah adalah thariiqah (jalan, cara atau kebiasaan) atau Siirah (perilaku) (An-Nihaayah, Ibnu Al-Atsiar (2/409), dan Lisaan Al-‘Arab (17/89).
Ahli bahasa berselisih pendapat: Apakah sunnah secara bahasa terbatas pada perilaku baik saja atau mencakup perilaku baik maupun buruk?
Pendapat yang benar, makna sunnah secara bahasa adalah: Tahriiqah (jalan, cara, perilaku) -sama saja-, perilaku itu baik maupun buruk, di antara dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
“Barangsiapa yang memberikan contoh kebiasaan baik dalam Islam, maka dia akan memperoleh pahalanya dan pahala orang yang mencontoh perbuatan itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Dan barangsiapa yang memberikan contoh kebiasaan buruk, maka dia akan mendapatkan dosanya, dan dosa orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.” (HR. Muslim, no. 1017)
Dalam hadist di atas, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah membagi sunnah menjadi dua, yaitu sunnah yang baik dan sunnah yang buruk.
Definisi sunnah menurut istilah:
Adapun makna sunnah secara istilah, maka ada istilah menurut ulama ahli hadits, istilah menurut ulama ushul fiqih dan istilah menurut ulama-ulama ahli fiqih.
Definisi sunnah secara istilah menurut ulama ahli hadits:
Sunnah adalah sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, baik ucapan, perbuatan beliau maupun ucapan dan perbuatan sahabat yang tidak diingkari oleh beliau shallallahu alaihi wa sallam (taqriir), atau sifat, baik sifat fisik maupun akhlak (karakter, perangai) atau perjalanan hidup beliau, baik sebelum menjadi Nabi atau setelah menjadi Nabi. (Qawa’id At-Tahdiits, Al-Qaasimiy (hal. 64)).
Definisi sunnah menurut ulama ushul fiqih:
Apa yang tidak terdapat dalam Al-Quran namun diriwayatkan dari beliau shallallahu alaihi wa sallam, baik sunnah ini menjadi penjelasan bagi Al-Quran maupun tidak. (lihat Ushuul Al-Ahkaam, Al-Aamidiy (1/169))
Adapun definisi sunnah menurut ulama Ahli Fiqih adalah:
Ungkapan untuk sesuatu yang hukumnya tidak wajib, misalnya: ini hukumnya sunnah, maka maksudnya bukan fardhu, bukan wajib, bukan haram dan bukan pula makruh. (lihat Syarh Al-Kaukab Al-Muniir (2/160))
Makna sunnah menurut para ulama salaf (terdahulu):
Akan tetapi makna sunnah menurut kebanyakan salaf adalah lebih luas dari yang diungkapkan oleh Pakar Hadits, Ushul dan Fiqih; karena yang dimaksud dengan sunnah adalah segala sesuatu yang sesuai dengan Al-Quran, sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau, baik berkaitan dengan Akidah maupun Ibadah, sebagai kebalikan dari bid’ah.
Maka seseorang dikatakan di atas sunnah, apabila amalannya sesuai dengan Al-Quran dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan seseorang dikatakan di atas bid’ah, apabila amalannya menyelisihi Al-Quran dan sunnah atau menyelisihi salah satu dari keduanya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah berkata:
وَلَفْظُ السَّنَةِ فِي كَلَامِ السَّلَفِ يَتَنَاوَلُ السُّنَّةَ فِي العِبَادَاتِ وَفِي الاِعْتِقَادَاتِ وَإِنْ كَانَ كَثِيرٌ مِمَّنْ صَنَّفَ فِي السُّنَّةِ يَقْصِدُونَ الكَلَامَ فِي الاِعْتِقَادَاتِ
Lafadzh sunnah dalam ucapan salaf mencakup sunnah dalam ibadah dan akidah, walaupun banyak dari kalangan mereka yang menulis kitab dengan judul As-Sunnah, namun maksudnya adalah pembahasan seputar akidah. (Al-Amru Bil Ma’ruf Wan Nahyu ‘Anil Munkar (hal. 77)
Beliau rahimahullaah juga berkata dalam Al-Hamawiyah:
السُّنَةُ هِيَ مَا كَانَ عَلَيْهِ رَسُوْلُ اللَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اعْتِقَاداً وَاقْتِصَاداً وَ قَـوْلاً وَ عَـمَـلاً
“Sunnah adalah jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik dalam akidah, keseimbangan dalam sikap dan amal, dan dalam ucapan maupun perbuatan”. (Al-Hamawiyah (halaman 2))
Ibnu Rajab rahimahullaah berkata:
وَكَثِيرٌ مِنَ العُلَماءِ المُتَأَخِّرِينَ يَخُصُّ السُّنَّةَ بِمَا يَتَعَلَّقُ بِالاِعْتِقَادِ لِأَنَّهَا أَصْلُ الدِّينِ وَالمُخَالفُ لَهَا عَلَى خَطَرٍ عَظِيمٍ
Banyak dari kalangan ulama belakangan menghususkan sunnah untuk sesuatu yang berkaitan dengan masalah akidah, karena akidah adalah pokok agama, dimana orang yang menyelisihinya berada dalam bahaya besar.[1] (Jaami’ul Uluum Wal Hikam (hal. 249))
Saya berkata:
Apabila sunnah diungkapkan dalam bab-bab yang berkaitan dengan akidah, maka maknanya adalah: agama islam secara utuh. Bukan seperti yang diungkapkan oleh pakar hadits, ushul maupun pakar fiqih.
Ibnu Rajab juga berkata:
السَّنَةُ هِيَ الطَّرِيقُ المَسْلُوْكُ فَيَشْمُلُ ذَلِكَ التَّمَسُّكَ بِمَا كَانَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَخُلَفَاؤُهُ الرَّاشِدُونَ مِنْ الاِعْتِقَادَاتِ وَالأَعْمَالِ وَالأَقْوَالِ.
Sunnah adalah jalan yang ditempuh, yang mencakup berpegang teguh dengan ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan Khulafa Ar-Rasyidin, baik berupa akidah, perbuatan maupun ucapan. (Jaami’ul Uluum Wal Hikam (hal. 262))
Diterjemahkan oleh Ustadz Hafizh Abdul Rohman, Lc dari kitab :
Kun Salafiyyan ‘Alal Jaaddah, ‘Abdussalaam bin Saalim bin Rajaa As-Suhaimi, Ad-Daarul Atsariyyah, 2012 M
[1] Oleh karena itu banyak kitab yang ditulis dan dinamai “Sunnah”, seperti: As-Sunnah Imam Ahmad, As-Sunnah Abu Dawud As-Sijistaaniy, As-Sunnah Ibnu Abii ‘Aashim, As-Sunnah karya putranya Imam Ahmad, As-Sunnah Abu Haatim Ar-Raaziy dan yang lainnya.